I THINK I LOVE YOU
Seorang
wanita memasuki rumah kosong tak berpenghuni tepat diseberang pegunungan. Rumah
itu adalah rumahnya. Kenangan yang ada disana adalah kenangannya. Kembalinya
Raina keindonesia membuatnya rindu akan kampung halamannya, setelah
menyelesaikan kuliahnya di paris. Disebuah pedesaan yang dipenuhi dengan kebun
teh Raina berjalan menyusuri tempat
tinggalnya yang dulu ketika hidupnya dalam masa masa sulit, terlihat jelas
rumah itu masih berdiri kokoh, namun sekarang tiada berpenghuni hanya debu yang
melapisi rumah itu. Dipandanginya rumah itu oleh Raina sambil tersenyum, tidak
lupa Raina berkunjung ketaman tempat dia bertemu dengan Alfa disini Raina pun
mengingat masa kecilnya dulu bersama Alfa.
****
Seperti biasa sepulang sekolah Raina selalu berjalan kaki. Dari
kejauhan Raina melihat seorang laki-laki yang sedang melukis pemandangan, Raina
mendekatinya dan ternyata dia tetangganya yang jarang sekali terlihat, Raina tersenyum
memandanginya. Raina berkata lukisan itu bagus”, Alfa memberikan gambar lukisan
itu untuk Raina “ini untukmu adik kecil” Raina menjawab untuk ku, Alfa pun
mengangguk meyakinkan, Alfa segera beranjak untuk pergi, Raina masih diam
memandang lukisan itu setelah Alfa berjalan pergi Raina memanggilnya “Kakak,
Terimakasih. Alfa tersenyum dan menjawab Yaa dan berbalik meninggalkan Raina
Esok sorenya Raina pergi ketempat dimana dia bertemu dengan Alfa
dan ternyata Alfa sudah berada disana, Raina duduk disamping Alfa dan
menawarkan minuman kaleng Raina pun mengambilnya, tanpa sengaja Alfa melihat
tangan Raina dan mengambilnya, “kenapa dengan tanganmu, biar aku obati. Setelah
selesai mengobati Raina Alfa mengambil Daun dan menempelkannya pada rambut
Raina, “kau terlihat sangat cantik. Kata Alfa, Raina pun merasa malu dan
tersenyum. Lalu tanpa Raina sadari Alfa
sedang melukis dirinya. Setelah selesai melukis wajah Raina tiba tiba saja Alfa
mendapat panggilan telepon dari ayahnya
Hari sudah malam Alfa mengantar Raina pulang saat mereka berjalan,
lampu jalan menyala dan tiba tiba mati kembali. Raina mengatakan pada Alfa
lampu itu memang seperti itu dari dulu ,
tidak ada yang memperbaiki lampu itu dan Raina sendiri tidak bisa
memperbaikinya karena tidak bisa mencapainya. Alfa meraih bola lampu dan ia
berusaha menyeimbangkan dirinya pada lengan Raina. Raina tiba tiba merasakan
sesuatu yang aneh, saat dia berada dekat Alfa. Raina mendongak untuk melihat
Alfa. saat Alfa berhasil memperbaiki lampu itu menyala, dia menoleh kebawah
untuk melihat Raina namun tawanya hilang saat dia menyadari kalau dia dan Raina
berada pada posisi sangat dekat. Mereka menatap satu sama lain, tapi tatapan
mereka terganggu karena paman Raina datang dan meraih telinga Alfa, dan
bertanya apa yang dia lakukan, setelah itu paman Raina membawa mereka berdua
kerumah. Alfa duduk didepan meja makan dengan gugup karena ibu Raina terus
melihatnya. Raina melihat kearah Alfa dan Alfa tersenyum lagi melihatnya.
Besok besok dan besok aku akan kemari lagi” kata Alfa.
****
Raina
mengingat semua kenangan itu disini, sekarang semuanya itu hanya kenangan.
Raina pun kembali pulang ke jakarta.
Di
jakarta, disebuah kantor Alfa tertidur dimeja kantor setelah lembur selama 2
hari mengerjakan proyek. Bos Alfa membangunkannya dan menyuruhnya pulang
kerumah tapi Alfa tak mau.
Kayla,
asisten Alfa, memberi tahu kalau ada klien baru. Alfa menemuinya dan terkejut
klien itu adalah adik kecilnya dulu. Alfa menyapanya dengan akrab. Tapi saat
itu juga Raina jadi canggung saat Alfa menyapa Raina dengan formal dan sopan,
menanyakan siapa gerangan dirinya.
“kakak
tak mengenalku? Pertemuan pertama kita saat di taman. Mata Alfa melebar
mendengar itu, tapi ia buru buru menutupinya walau kentara sekali kalau ia juga
masih canggung. Namun kekakuan cepat mencair karena mereka teman lama. Raina
menuduh Alfa telah melupakannya. Tapi Alfa membantah, “aku hanya terkejut,
bukannya lupa. Kita sudah lama tak pernah bertemu.”
Raina
mengeluarkan sebuah peta yang langsung Alfa kenali tempat tinggalnya dulu. Tapi
pertanyaan berikutnya membuat Alfa terkejut, “kapan Alfa bisa mulai?” Raina
mengatakan kalu itulah alasan mencari Alfa untuk membangunkan rumah untuknya.
Alfa langsung nolak permintaan Raina.
“aku tak
pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya,” Alfa memberi alasan penolakannya
“baguslah.
Kau dapat menggunakan ini sebagai kesempatan untuk mempraktekkannya,” sahut
Raina
Alfa
tetap tak mau. Ia berjanji akan memperkenalkan konsultan arsitektur lain yang
lebih kompeten, tapi Raina tetap tak mau. Dengan terpaksa Alfa menerima proyek
ini. Tapi ia ingin mengerjakan proyek ini dengan secepat cepatnya. Raina ingin
mengajak Alfa untuk melihat rumahnya terlebih dahulu, tapi Alfa malah
menyelanya, “kenapa kau ingin membangun sebuah rumah?” dan Alfa melancarkan
kata kata yang pedas dengan menyindir Raina sebagai orang kaya yang membuang
buang uang untuk membangun rumah di puncak karena alasan pemandangan yang
indah. Alfa menambahkan dugaanya kalau Raina mungkin ingin membangun rumah
untuk investasi dan berharap balik modal karena puncak menjadi tujuan wisata.
Raina akhirnya merasa cukup dihina
oleh Alfa. Dengan keras ia meminta Alfa untuk membatalkan kontrak itu kalau memang
ia tak mau mengerjakannya, “aku tak mau membuang buang uang dan harus mengemis
padamu agar kau mau melakukannya. Kau benar benar menjengkelkan.” Dan ia
meninggalkan Alfa.
Di parkiran mobil, ia mencari cari
kunci mobilnya tapi tak ketemu. Alfa muncul dan memberikan kunci mobilnya yang
tertinggal di meja. Juga handphonenya.
Raina
yang amarahnya sudah berkurang, bertanya apakah Alfa perlu mengetahui alasan
untuk membangun rumah karena takut ia akan mencuranginya?
Alfa
membantah hal itu karena jika ia mengetahui alasan Raina, ia akan dapat
membangun rumah yang cocok untuk Raina
Dan
sekarang amarahnya Raina benar benar hilang, karena ia sudah bisa menggoda
Alfa, “ahh.. kau ingin memahamiku dengan lebih baik. Apakah kau ingin tahu
tentang aku? ”
Diperjalanan
menuju puncak Bogor Raina menceritakan
kalu selepas lulus kuliah, ia ingin menjadi perancang busana, tapi gagal.
Karena itu ia berpikir untuk kembali dan mencari pasangan saja. Alfa gugup
mendengarnya.
Sesampainya
dirumah Raina, Raina membari tahu kalau ia ingin ibunya yang dirawat dirumah
sakit menghabiskan sisa hidupnya dirumah mereka sendiri.
Setelah
melihat lihat rumah, Alfa mulai mendisain beberapa contoh rumah dan
mempresentasikannya pada Raina. Ada 3
contoh yang dipresentasikan Alfa.
Tapi Raina memotong karena ia tak
memahami istilah arsitektur yang dipakai Alfa.
Ditemani
asistennya, Kayla Alfa melanjutkan diskusinya dengan Raina di restoran. Raina
mengkritik dasinya yang tak matching dengan bajunya yang sekarang sudah cukup
lumayan.
Mereka bertengkar saling mengolok,
membuat Kayla bertanya tanya, sebenarnya apa hubungan mereka berdua. Teman?
Mereka bukan teman satu angkatan, apa mungkin mereka pernah pacaran?
Sesaat
Raina memandang Alfa dan kemudian berkata, “oh... dulu ia selalu melukis wajahku
dan memandangiku diam diam”
Alfa
langsung membantah pernyataan Raina. Tapihal ini membuka kenangan mereka lagi.
****
Malam itu Alfa tidak bisa tidur dan berjalan jalan keluar sambil
bermain kata kata menghapalkan perkalian, terdengar suara perempuan membuat
Alfa kaget dan mendekati suara tersebut ternyata itu suara Raina yang sedang
menghitung bintang, hey apa yang sedang kau lakukan malam seperti ini Raina
menjawab bahwa ia tidak bisa tidur Raina lalu balik bertanya Alfa pun menjawab
sama, dan melanjutkan, bagaimana lukisan itu apa kau masih menyimpannya? Raina
hanya mengangguk. Tolong jaga lukisan itu dengan baik OK, kata Alfa. Raina
bingung dan bertanya memangnya ada apa dengan lukisan itu?. Itu adalah lukisan
pertamaku, kata Alfa, “aku akan menjaganya dengan sangat baik jawab Raina
sambil tersenyum.
karena sudah terlalu larut
Raina berpamitan akan pulang, alfa meminta Raina untuk tunggu sebentar, ada apa
tanya Raina, besok sepulang sekolah kakak akan menungumu disini, besok tanya
Raina yaa besok jawab Alfa. Raina tidak sabar menunggu bel sekolah berbunyi,
Raina pun menghitung satu dua dan tiga lalu bel sekolah pun berbunyi, Raina
sangat senang dan bersemangat langsung lari untuk cepat segera sampai rumah.
Setelah tiba di rumah Raina segera ganti baju dan pergi ketempat dimana Raina
bertemu dengan Alfa, Raina telah tiba ditempat itu tapi Raina tidak melihat
Alfa atau mungkin dia terlambat, Raina bergumam apa Alfa lupa pada janjinya,
aku rasa tidak, dia bilang akan menemuiku disini. Raina terus saja menunggu
hingga jam 5 sore Alfa belum juga datang Raina masih menungu Alfa di taman
dekat kebun teh. Sambil menunggu Alfa, Raina bergumam “Dia akan datang, dia
tidak akan datang”
Saat
Raina melihat melihat Alfa mendekatinya, Raina tersenyum padanya, Alfa : “kau
disini.” Raina mengatakan pada Alfa kalau ia mempunyai hadiah untuk Alfa,
karena Alfa sudah memberinya hadiah berupa lukisan sebelumnya. Tapi Raina
mengatakan kalau dia akan memberikan hadiah itu, tepat pada saat hujan tiba.
***
Raina pergi ke toko dan memilih dasi. Ia
kemudian berdandan dirumah dan pergi sambil tak lupa membawa kotak hadiah yang
berisi dasi itu. Dan ia menunggu di restauran.
Orang
yang ia tunggu sudah datang. Alfa datang namun tak sendiri. Ia datang bersama
Kayla . buru buru Raina memasukan hadiahnya ke dalam tas. Mereka bicara tentang
waktu konsrtuksi rumah di puncak yang mungkin memakan waktu 2 bulan.
Tiba
tiba Raina mengalihkan pembicaraan pada Kayla. Apakah Alfa sudah mempunyai
pacar? Alfa tak menjawab “apa aku perlu mencarikannya untukmu?” goda Raina.
Tipe gadis apa yang kau sukai?“
“cantik
dan baik hati” kata Alfa.
Raina
mengatakan kalau tak ada gadis yang seperti itu. Tapi menurut Alfa ada. Jika
sepuluh gadis dijejer, pasti ada satu gadis yang paling baik hati dari sepuluh
gadis yang ada.
Mendengar
jawaban Alfa, Raina hanya menjawab, “ Ah... dan pasti sangat susah mencari pria
sepertimu kan?” Kayla tertawa mendengarnya, membuat Alfa kesal. “apa kalian
sekarang ini menjadi partner?”
Ada
telepon dari atasan Alfa, sehingga Raina ditinggal berdua dengan Kayla. Raina
mengulang pertanyaan yang sama pada Kayla, “apa kau sudah punya pacar?”
Berbeda
dengan Alfa, malu malu Kayla menjawab kalau ia akan menikah sebentar lagi.
Setelah menikah mereka akan tinggal di amerika. Ia akan bersekolah lagi dan
suaminya akan bekerja. Raina kaget namun ikut merasa senang mendengarnya “laki
laki yang menikahimu pasti seperti mendapat hadiah pertama karena kau sangat
cantik”,
Kayla tersenyum mendengar pujian Raina. Alfa datang dan bertanya apa
yang sedang mereka bicarakan. Kayla hanya menjawab kalau mereka sedang
membicarakan Alfa, “ katanya, kau telah memenangkan hadiah pertama.”
Raina
bingung dengan kata kata Kayla, sampai Kayla menjelaskan, “gadis itu adalah
aku, cantik dan baik hati.”
to be continued.............. part2